Sabtu, 21 Agustus 2021

ALLAMANDA BERSERAK BAGIAN IX

 

ALLAMANDA BERSERAK

 

BAGIAN VIII

SAKITNYA TAUTAN RASA

 

 

Mas Panji sakit, kabar itu kudapat dari pak Asikin. Walau menyampaikannya biasa saja, hatiku tergelitik. Sakit apakah mas Panji ? orang sekuat mas Panji bisa juga sakit. Pak Asikin sendiri tidak menjelaskan mas Panji sakit apa ? aku ingin sekali menjenguknya, menyentuhkan hatiku untuk mas Panji. Semua berbatas, tirai tebal menutupi niatku. Aku tidak mungkin menemuinya, ada yang harus kupertimbangkan. Walau pun pak Asikin mengatakan kalau mas Panji menanyakan aku.

 

Dalam doaku airmata mengucur, aku ingin mas Panji segera sembuh. Sehat dan beraktivitas lagi. Walau aku tidak tahu sakit apa mas Panji sebenarnya.

 

"Bezuk lah, Prita.. " Esty membujukku. Aku menggeleng lemah.

"Rasanya tidak mungkin. Terlalu jika ini kulakukan"

"Kamu datang dengan niat baik. Insya Allah semua akan baik-baik saja."

“Ga mungkin, aku sudah difitnah mas Ranggga berselingkuh dengan mas Panji. Lalu bagaimana jika aku menjenguk dan mendekati mas Panji, tuduhan mas Rangga akan menjadi benar”

“Sejauh itu pikiranmu?”

“Itu pasti, sementara ini aku menjauhi hal-hal yang membuat fitnah mas Rangga itu benar. Aku takut. Mas Panji sakit, aku pun sakit, Esty” kataku pada Esty kutunjuk dadaku dengan tanganku. Esty terperangah.

“Mas Rangga sudah menuduh aku berbuat zina dengan mas Panji karena aku bertemu dengan mas Panji waktu diklat di Bali, itu perbuatan yang sama sekali tidak pernah kulakukan, berniat pun aku tidak. Bahkan bunga allamanda yang kamu belikan dihancurkan semua oleh mas Rangga. Aku sakit, Esty..aku sakit.“ Esty terdiam mendengar penuturanku.

“Aku dituduh selingkuh dengan mas Panji, lalu aku sekarang bezuk mas Panji, kalau mas Rangga tahu itu hidupku akan semakin hancur. ” Esty seakan tak percaya akan kalimatku.

“Kamu  hanya bertemu sebentar kan sama Panji ?“

“Iya, tapi mas Rangga menuduhku berzina. Yang lebih menyakitkan lagi, Mas Rangga melaporkan pada ayahku sampai ayah marah dan melarangku datang menemuinya lagi.  Hidupku pedih sekali”

“Ya Allah.. segitu teganya Rangga sama kamu. Kamu ga pernah cerita sampai sejauh itu ?”

“Itu kenyataan yang kuhadapi.”

“Ya Allah.. Sabar Prita..”

 

“Mas Rangga datang ke rumah membawa perempuan lain yang diperkenalkan pada anakku. “

“Beneran? “ Tanya Esty seperti tidak percaya, aku mengangguk.

“Keterlaluan sekali Rangga.” Umpat Esty, aku hanya mengangkat bahu.

“Kamu gak tanya sudah berapa lama perempuan yang dibawa Rangga kenal dan dekat dengan Rangga.”

“Aku ga sempat bertanya sampai situ, mas Rangga sudah sangat menginjak harga diriku.” Esty mengelus-elus punggungku, aku tak tahan lagi menahan tangisku. Kusandarkan kepalaku pada tubuh Esty yang berdiri di sampingku. Tercurah sudah masalahku pada Esty. Selama ini aku menyimpannya dan tidak ingin bicara pada siapa pun. Tuhan selalu mengirim orang yang kubutuhkan untuk curahan hatiku,

 

“Oh sayang sekali, Prita, mestinya kamu nanya dulu, jangan-jangan suamimu itu jadi galak dan mencari kesalahanmu karena sudah dekat dengan perempuan itu sebelum kejadian pertemuanmu dengan Panji.” Kata Esty. Sampai sejauh itu pemikiran Esty. Esty memang cerdas, pengalaman telah mendidik menjadi pandai menyikapi hal-hal seperti, suaminya berselingkuh, Esty mengusir suaminya dari rumahnya.

“Nanti tanya yah”

“Ga mungkinlah aku sudah ga mungkin masuk ke rumah mas Rangga lagi.”

“Haah…  yang bener? Ko kamu baru cerita sekarang.”

“Baru sempat sekarang, kemarin aku sibuk menata hatiku. Aku sekarang tinggal di apartemen, sewa.” Esty makin terbelalak.

“Sekejam itu, Rangga, padahal dia itu kelihatannya baik banget dan sayang sama kamu. ”

“Aku ga tahu, setan telah membujuk mas Rangga bersikap kasar padaku. “ Esty menggeleng-gelengkan kepalanya pertanda heran.

“Surat cerai dari pengadilan agama sudah sampai padaku, hak asuh Wanda di tangan mas Rangga karena aku dianggap bersalah atas tuduhan selingkuh.” Aku mulai terisak teringat Wanda.

 

Perpisahan dengan anakku yang membuat hidup terasa sangat hancur. Esty memelukku erat-erat. Setelah tangisku reda Esty melepas pelukannya dari  tubuhku, ditariknya kursi dan mengambil tempat duduk di samping. Aku bersyukur café tempat aku nongkrong sama Esty sedang sepi. Jadi aku dan Esty bebeas berbicara apa saja.

“Aku akan mencari tahu penyebab Rangga seperti itu.”

“Untuk apa ?”

“Untuk tahu saja. “

“Ga ada manfaatnya.”

“Suatu saat pasti bermanfaat. Kamu butuh cara untuk membuktikan siapa Rangga sebenarnya.”

“Tapi aku tidak ingin Kembali lagi pada mas Rangga. Tidak.” Aku menggeleng-gelengkan kepalaku. Aku sudah sangat trauma dengan perlakuan mas Rangga padaku.

 

 

“Nasib sepertimu sudah kualami lebih dulu. Aku ditinggal suamiku tanpa kutahu kesalahanku. Aku mencoba untuk sabar dan kuat dan aku sekarang telah mendapatkan gantinya. Suamiku sekarang sangat baik dan dia sangat mencintaiku. ”

“Iya Esty, aku kagum padamu. Kamu boleh saja mencari tahu, kuharap hanya sekedar tahu, bukan untuk mengembalikan aku pada kehidupan mas Rangga. Aku gak mau lagi.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar