Jumat, 07 Oktober 2011

Ya Allah ampuni aku

Ampuni aku yang tidak bisa memahami keadaan orang-orang yang ada di depanku,, orang terdekat yang kadang mendzolimi aku berlebihan,, orang yang seharusnya mengajariku tetapi harus kuajari, orang yang seharusnya kujadikan panutan, tapi malah menjadikan aku baxix sehingga aku harus tenggelam dalam kebimbangan yang berlebihan.. ya Allah ampuni aku...

Sabtu, 17 September 2011

Tatap Indahnya

Selalu kunikmati senyum yang kadang di sembunyikan, Kadang dia menyembunyikan "rasa" nya tapi aku menikmati.
Perjamuan bahagia untuk hidupku. Biar banyak yang melukaiku tapi senang dia tidak melukaiku. Keadaan tidak akan berubah. kami masih dalam padanan hati, aku seribg menghindar, melambai menguatkan kejujuran, keikhlasan dan menghargai.
Dia masih seperti pelangi dalam hidupku, dia mumpuni,
"Kita sedang menjalani kehidupan kita masing-masing seperti ketentuanNya" demikian makna yang terkandung dalam kalimat yang sering disampaikannya. aku tahu dia sedang mengajariku menerima ketentuanNya, aku senang. Ketaqwaannya menjadi bagian indah yang tak menyrutkan hatiku, seakan aku ingin berjanji bahwa aku akan mengikuti kebiasaanya mengaji, sholat dan semua ajaran ketaqwaan..
dia masih menjadi pelangi dan sampai kapanku dia pelangi..

Minggu, 21 Agustus 2011

Gelombang Ketangguhan

Pada satu puri bersemayam satu jiwa mumpuni. Jiwa selalu ingin menerima dan ikhlas walau dalam kepahitan dan kepedihan tiada tara. Jiwa yang matang oleh pesona kehidupan.
Pada satu kertas dia menuliskan :
"Ketika aku menjadi yang terbaik di antara orang-orang yang sering mendzalimi dirinya sendiri aku merasa nyaman dengan kehidupan yang kujalani." Kucerna kalimat itu sebagai satu titik menggelitik. yang indah-indah dalam kehidupan ini kadang menimbulkan kedengkian orang lain sehingga dzalim, tapi yang paling penting dari segenap kehidupan ini adalah keindahan rasa ikhlas itu.. dan benar adanya. orang-orang dengki itu akan semakin tidak mampu menandingi orang-orang yang didzolimi.. Kasian nasibnya.
isi puri itu pelantum dendang aroma kebaikan.. dan ia adalah gelombang ketangguhan.. sahabat hatiku, bahagialah selalu

Senin, 06 Juni 2011

Selalu..

Bak setetes kedamaian mengunci hati dalam gemilangnya arus pikiran jernih..
Seperti apa rasa terima kasih itu ?
seperti Buah yang ranum ? atau segenggam sekap yang menebar tak beraroma, tidak berwarna...
Sangat sulit menggambarkan keadilan,, karena yang kutemui adalah jiwa kerontang yang haus akan kesadaran.
Warna hatiku tertutup kemelut kebingungan.

Jangan pikirkan karena nilai itu ada di dada lapang..
Sang senja akan selalu menebar kearifan..
itu Kebaikan tidak SELALU secawan dengan mercuri.
Itu pengorbanan SELALU harus disertai keikhlasan.
Selalu dan SELALU,, aku berucap dalam hati,, "Oh begini..???"

Menu Ayam Penyet Momz

Senin, 23 Mei 2011

Tentangnya,tentang kehidupan, tentang cinta...

Dalam suatu pertemuan singkat ada berjuta makna yg menggulirkan kekuatan cinta..Bicaranya yg pelan tp lugas, mantap dan penuh makna... 'tidak enak sendiri' katanya sambil tertawa..'rasanya kita sama' aku mulai membagi kata.. Perjalanan menjadi sebuah kenikmatan hidup.. Kalau boleh kubilang ini mengukir kembali keindahan yang tertinggal..
Kehidupan menjadi semarak, makan bersama, belanja,duduk dan menebar asmara.. Aku cinta, dia cinta dan bicara dgn cinta.. Aku mencintainya..

Selasa, 10 Mei 2011

Mengolah Tautan Rasa

Aku mencintamu bukan karena hal-hal lain yang mengubah pikiranku untuk berpaling,juga bukan karena ketidaksepadanan yg terpasang pd 2 hati, tapi kesenjangan berpikir yg menjadikanku kuat mencinta..tetap pada hati yg senada, tidak pernah mengkhianati, tp memberi dgn segenap jiwa..
Tak ada yg menurunkan kadar rasa, tak ada yg mengubah masa, tak ada yg membalurkan nestapa..
Ketika kami di kaki bukit cinta,dlm dinginnya udara aku menemukan tatap cinta..
Sampai suatu ketika hanya kita yg tahu besarnya makna..
''Aku mencintaimu..dan selalu mencintaimu...'' Ya Tuhan...aku terbentur pada dilema, dlm kiat sehat pikiranku cuma pnya naluri mencinta,,pada saat sentuhan lembut menyentuh gerak nadiku, aku punya rasa yang sama, yang berbeda apa? Kita slalu mengolah rasa..sehingga aku mampu menjawab ''Akupun cinta ''

Sabtu, 30 April 2011

Beberapa Purnama Mengunci Hati

Ketika jendela kamarku terbuka,, purnama itu menyembul menguntai warna keemasan, terangnya suasana terangnya rasa, terangnya hati terangnya asa.. seperti malam-malam sebelumnya. Detak rindu mengungkung suasana. Entah berapa banyak purnama kulewati, entah berapa untaian kata bergejolak tidak sampai juga. Namun aku tak pernah lelah. Aku tak pernah mampu menghalau keresahan angan.
Sosok penuh cinta itu tak pernah menghalau rasaku, tidak sedetik pun, setiap purnama mengungkap kata sama "Aku masih cinta". Juga ketika semua menjadi beku, ketika jiwa melewati dinginnya gunung es. ketika rasa mengukir seribu warna kecewa...
Hatiku tetap sama, hatiku kan selalu ada mengikuti gerak waktu bersama rasa.
Ketika airmata ini luluh di balik jendela kaca,, aku ingin berteriak " kenapa tidak ada yang sama ? kenapa ? kenapa luka tertoreh.
Dan setiap purnama kutatap, perihku membahana, lukaku menganga, beberapa purnama telah mengunci hati. hanya belaian hati yang selalu berkata "Aku takut dosa padaNya" itu yang mengungkungku pada rasa cinta yang selalu ada.. Cinta,, hanya cinta tanpa noda yang kian mengukir kekaguman.. hatimu kugenggam.. makna kehidupan akan berharap bersama purnama. Suatu saat datanglah .. hatiku masih dengan rasa yang sama..

Beberapa Purnama Mengunci Hati

Ketika jendela kamarku terbuka,, purnama itu menyembul menguntai warna keemasan, terangnya suasana terangnya rasa, terangnya hati terangnya asa.. seperti malam-malam sebelumnya. Detak rindu mengungkung suasana. Entah berapa banyak purnama kulewati, entah berapa untaian kata bergejolak tidak sampai juga. Namun aku tak pernah lelah. Aku tak pernah mampu menghalau keresahan angan.
Sosok penuh cinta itu tak pernah menghalau rasaku, tidak sedetik pun, setiap purnama mengungkap kata sama "Aku masih cinta". Juga ketika semua menjadi beku, ketika jiwa melewati dinginnya gunung es. ketika rasa mengukir seribu warna kecewa...
Hatiku tetap sama, hatiku kan selalu ada mengikuti gerak waktu bersama rasa.
Ketika airmata ini luluh di balik jendela kaca,, aku ingin berteriak " kenapa tidak ada yang sama ? kenapa ? kenapa luka tertoreh.
Dan setiap purnama kutatap, perihku membahana, lukaku menganga, beberapa purnama telah mengunci hati. hanya belaian hati yang selalu berkata "Aku takut dosa padaNya" itu yang mengungkungku pada rasa cinta yang selalu ada.. Cinta,, hanya cinta tanpa noda yang kian mengukir kekaguman.. hatimu kugenggam.. makna kehidupan akan berharap bersama purnama. Suatu saat datanglah .. hatiku masih dengan rasa yang sama..

Rabu, 20 April 2011

Pepes ikan dengan bumbu kuning

Bahan:

* 1 kg ikan mas
* daun pisangBumbu:

* 2 buah tomat
* 1 batang daun bawang
* 1 batang daun serai
* 5 lembar daun salam
* 50 gram daun kemangi
* garam secukupnya
* 1 sdm. gula pasir
* 2 sdm. minyak goreng

Bumbu yang dihaluskan:


* 2 siung bawang putih
* 4 buah bawang merah
* 2 cm jahe
* 2 cm kunyit
* 50 gram cabai merah
* 5 butir kemiri
* 5 gram asam jawa
* 1/2 sdt. garam
* 25 cc air

Cara membuat:

1. Buang sisik dan bersihkan ikan
2. Keluarkan isi perut ikan tapi sisakan telur ikan kalau ada
3. Buat tiga irisan diagonal pada setiap sisi ikan agar bumbu lebih meresap
4. Rendam ikan di dalam larutan garam dan asam jawa paling sedikit selama 15 menit, cuci ikan dengan semangkuk air untuk membuang kelebihan garam
5. Tambahkan minyak goreng ke dalam bumbu yang sudah dihaluskan, aduk
6. Lumuri ikan dengan bumbu yang sudah dihaluskan
7. Tambahkan tomat yang sudah dipotong kecil-kecil, daun kemangi, daun salam, dan potongan daun serai
8. Bungkus ikan dengan daun pisang atau aluminum foil.
9. Kukus dengan api sedang selama 30 menit atau gunakan panci bertekanan (presto) agar lebih cepat matang dan rasa yang lebih enak
10. Dinginkan sebentar dan panggang di atas api, kalau bisa panggang di atas api arang supaya harum.

Sabtu, 16 April 2011

Haluan Hati Part 2

Kejadian demi kejadian mengurung kelegaan nurani menjadi belenggu sepi. apa yang ingin dibuktikan tidak pernah kuminta, sampai suatu saat ketika dia tidak lagi menikmati kesungguhan yang tidak pernah kusuguhkan aku malah semakin menunggu. Dimana dia ?
Dimana yang kutanya dan sebenarnya kutunggu selama ini. Sosoknya tak kunikmati, tapi hatinya seakan berbicara banyak mengajariku, mengajariku bisa memaknai seluruh kehidupan, dunia dan isinya, walau tidak seluruhnya.
Purnama masih menemaniku, juga ketika senyumnya menyembul di antara sepi dan kepahitan seakan dia datang menemuiku. Apa dia tahu aku rindu ?
" Jika tanganmu terikat belenggu, jangan sibuk menolong orang lain di luar kesanggupanmu" Oh... suara itu seakan membangkitkanku. Aku menangis tapi tak mampu menyesali. sampai suatu saat aku menemukan lagi dia tidak sendiri,, dia tidak sendiri..aku seperti kehilangan, tapi mata cintanya mengulum rasa yang sama. aku mulai jatuh cinta. aku menempa rindu dengan segenap kekuatanku, akhirnya aku harus mengerti, kunikmati bayang-bayang hati seperti asmara kelana yang mengukir sepi dengan jari hati..
maafkan aku... sesungguhnya aku tahu ada kesungguhan, sesungguhnya aku menikmati haluan hati..NEXT

Jumat, 15 April 2011

Haluan Hati,,,

"Kuingin melihat keindahan Bukit bersamamu, aku tahu banyak yang tertinggal pada alunan realitas kutulusan yang terlepas dari pandanganmu..." Ucapnya lembut.. kalimatnya sering menegarkanku. Bersamanya aku padan dalam naungan purnama. Keinginan yang tersembul lewat ketulusan. Seringkali aku menahan airmataku agar tidak lagi membebaninya.
" Biarlah luka ini jadi bagianku, jangan membuatmu tidak sepenuhnya memahamiku." Kurasa ia sangat mengerti sekalipun dia tidak sepenuhnya memahami hatiku.
"Aku yang bertanggungjawab atas kelemahan sikapku,, aku tidak pernah menginginkanmu luka, kalau keadaannya sangat berbeda karena aku tidak memperkuat tekadku. "
"Saya mengerti, mas... sangat mengerti. semua tikungan menjadi haluan hati."
" Kau luka di antara kumpaan kehidupan orang lain yang jadi bagian pengorbananmu."
"Aku ikhlas.. dan harus ikhlas"
"Sekali pun begitu aku berkehendak menimbun keikhlasan itu, " Oh Tuhan... Ampuni aku,, ampuni aku yang tidak memperdulikan ketulusan. Ampuni aku jika kini ingin menumpahkan semua pada sosok hati yang kucintai...NEXT

Kamis, 14 April 2011

Padanan Anugerah Bersama Waktu

Seperti pada istana kaca terawang temaram keindahan mengumbar senyum, kuyakini itu cintaku, anugerahku dan kisaran asmaraku.
waktu telah meninggalkan kenangan tapi hati tetap mengalunkan seni merindu..
Banyak pembelajarn kehidupan mengungkung rasa, rasa mencintai, dicintai,, disakiti dan diberi janji..
tapi sosok anugerah kehidupan selayang pandang mengalunkan irama cinta, sulit berhenti mencintai kekaguman, tidak seorangpun rela meninggalkan kekaguman tanpa musabab, jika hati menyatu dengan kehidupan yang diwarnai noda menyakitkan maka tak ayal lagi kita akan berbalik pada kehidupan penuh makna walau pun sekejap ternikmati.
padanan anugerah selalu bersama sang waktu, ketika tidak bergulir lagi irama cinta dalam nada seirama, kita tidak akan pernah berpaling darinya..