Sabtu, 30 April 2011

Beberapa Purnama Mengunci Hati

Ketika jendela kamarku terbuka,, purnama itu menyembul menguntai warna keemasan, terangnya suasana terangnya rasa, terangnya hati terangnya asa.. seperti malam-malam sebelumnya. Detak rindu mengungkung suasana. Entah berapa banyak purnama kulewati, entah berapa untaian kata bergejolak tidak sampai juga. Namun aku tak pernah lelah. Aku tak pernah mampu menghalau keresahan angan.
Sosok penuh cinta itu tak pernah menghalau rasaku, tidak sedetik pun, setiap purnama mengungkap kata sama "Aku masih cinta". Juga ketika semua menjadi beku, ketika jiwa melewati dinginnya gunung es. ketika rasa mengukir seribu warna kecewa...
Hatiku tetap sama, hatiku kan selalu ada mengikuti gerak waktu bersama rasa.
Ketika airmata ini luluh di balik jendela kaca,, aku ingin berteriak " kenapa tidak ada yang sama ? kenapa ? kenapa luka tertoreh.
Dan setiap purnama kutatap, perihku membahana, lukaku menganga, beberapa purnama telah mengunci hati. hanya belaian hati yang selalu berkata "Aku takut dosa padaNya" itu yang mengungkungku pada rasa cinta yang selalu ada.. Cinta,, hanya cinta tanpa noda yang kian mengukir kekaguman.. hatimu kugenggam.. makna kehidupan akan berharap bersama purnama. Suatu saat datanglah .. hatiku masih dengan rasa yang sama..

Beberapa Purnama Mengunci Hati

Ketika jendela kamarku terbuka,, purnama itu menyembul menguntai warna keemasan, terangnya suasana terangnya rasa, terangnya hati terangnya asa.. seperti malam-malam sebelumnya. Detak rindu mengungkung suasana. Entah berapa banyak purnama kulewati, entah berapa untaian kata bergejolak tidak sampai juga. Namun aku tak pernah lelah. Aku tak pernah mampu menghalau keresahan angan.
Sosok penuh cinta itu tak pernah menghalau rasaku, tidak sedetik pun, setiap purnama mengungkap kata sama "Aku masih cinta". Juga ketika semua menjadi beku, ketika jiwa melewati dinginnya gunung es. ketika rasa mengukir seribu warna kecewa...
Hatiku tetap sama, hatiku kan selalu ada mengikuti gerak waktu bersama rasa.
Ketika airmata ini luluh di balik jendela kaca,, aku ingin berteriak " kenapa tidak ada yang sama ? kenapa ? kenapa luka tertoreh.
Dan setiap purnama kutatap, perihku membahana, lukaku menganga, beberapa purnama telah mengunci hati. hanya belaian hati yang selalu berkata "Aku takut dosa padaNya" itu yang mengungkungku pada rasa cinta yang selalu ada.. Cinta,, hanya cinta tanpa noda yang kian mengukir kekaguman.. hatimu kugenggam.. makna kehidupan akan berharap bersama purnama. Suatu saat datanglah .. hatiku masih dengan rasa yang sama..

Rabu, 20 April 2011

Pepes ikan dengan bumbu kuning

Bahan:

* 1 kg ikan mas
* daun pisangBumbu:

* 2 buah tomat
* 1 batang daun bawang
* 1 batang daun serai
* 5 lembar daun salam
* 50 gram daun kemangi
* garam secukupnya
* 1 sdm. gula pasir
* 2 sdm. minyak goreng

Bumbu yang dihaluskan:


* 2 siung bawang putih
* 4 buah bawang merah
* 2 cm jahe
* 2 cm kunyit
* 50 gram cabai merah
* 5 butir kemiri
* 5 gram asam jawa
* 1/2 sdt. garam
* 25 cc air

Cara membuat:

1. Buang sisik dan bersihkan ikan
2. Keluarkan isi perut ikan tapi sisakan telur ikan kalau ada
3. Buat tiga irisan diagonal pada setiap sisi ikan agar bumbu lebih meresap
4. Rendam ikan di dalam larutan garam dan asam jawa paling sedikit selama 15 menit, cuci ikan dengan semangkuk air untuk membuang kelebihan garam
5. Tambahkan minyak goreng ke dalam bumbu yang sudah dihaluskan, aduk
6. Lumuri ikan dengan bumbu yang sudah dihaluskan
7. Tambahkan tomat yang sudah dipotong kecil-kecil, daun kemangi, daun salam, dan potongan daun serai
8. Bungkus ikan dengan daun pisang atau aluminum foil.
9. Kukus dengan api sedang selama 30 menit atau gunakan panci bertekanan (presto) agar lebih cepat matang dan rasa yang lebih enak
10. Dinginkan sebentar dan panggang di atas api, kalau bisa panggang di atas api arang supaya harum.

Sabtu, 16 April 2011

Haluan Hati Part 2

Kejadian demi kejadian mengurung kelegaan nurani menjadi belenggu sepi. apa yang ingin dibuktikan tidak pernah kuminta, sampai suatu saat ketika dia tidak lagi menikmati kesungguhan yang tidak pernah kusuguhkan aku malah semakin menunggu. Dimana dia ?
Dimana yang kutanya dan sebenarnya kutunggu selama ini. Sosoknya tak kunikmati, tapi hatinya seakan berbicara banyak mengajariku, mengajariku bisa memaknai seluruh kehidupan, dunia dan isinya, walau tidak seluruhnya.
Purnama masih menemaniku, juga ketika senyumnya menyembul di antara sepi dan kepahitan seakan dia datang menemuiku. Apa dia tahu aku rindu ?
" Jika tanganmu terikat belenggu, jangan sibuk menolong orang lain di luar kesanggupanmu" Oh... suara itu seakan membangkitkanku. Aku menangis tapi tak mampu menyesali. sampai suatu saat aku menemukan lagi dia tidak sendiri,, dia tidak sendiri..aku seperti kehilangan, tapi mata cintanya mengulum rasa yang sama. aku mulai jatuh cinta. aku menempa rindu dengan segenap kekuatanku, akhirnya aku harus mengerti, kunikmati bayang-bayang hati seperti asmara kelana yang mengukir sepi dengan jari hati..
maafkan aku... sesungguhnya aku tahu ada kesungguhan, sesungguhnya aku menikmati haluan hati..NEXT

Jumat, 15 April 2011

Haluan Hati,,,

"Kuingin melihat keindahan Bukit bersamamu, aku tahu banyak yang tertinggal pada alunan realitas kutulusan yang terlepas dari pandanganmu..." Ucapnya lembut.. kalimatnya sering menegarkanku. Bersamanya aku padan dalam naungan purnama. Keinginan yang tersembul lewat ketulusan. Seringkali aku menahan airmataku agar tidak lagi membebaninya.
" Biarlah luka ini jadi bagianku, jangan membuatmu tidak sepenuhnya memahamiku." Kurasa ia sangat mengerti sekalipun dia tidak sepenuhnya memahami hatiku.
"Aku yang bertanggungjawab atas kelemahan sikapku,, aku tidak pernah menginginkanmu luka, kalau keadaannya sangat berbeda karena aku tidak memperkuat tekadku. "
"Saya mengerti, mas... sangat mengerti. semua tikungan menjadi haluan hati."
" Kau luka di antara kumpaan kehidupan orang lain yang jadi bagian pengorbananmu."
"Aku ikhlas.. dan harus ikhlas"
"Sekali pun begitu aku berkehendak menimbun keikhlasan itu, " Oh Tuhan... Ampuni aku,, ampuni aku yang tidak memperdulikan ketulusan. Ampuni aku jika kini ingin menumpahkan semua pada sosok hati yang kucintai...NEXT

Kamis, 14 April 2011

Padanan Anugerah Bersama Waktu

Seperti pada istana kaca terawang temaram keindahan mengumbar senyum, kuyakini itu cintaku, anugerahku dan kisaran asmaraku.
waktu telah meninggalkan kenangan tapi hati tetap mengalunkan seni merindu..
Banyak pembelajarn kehidupan mengungkung rasa, rasa mencintai, dicintai,, disakiti dan diberi janji..
tapi sosok anugerah kehidupan selayang pandang mengalunkan irama cinta, sulit berhenti mencintai kekaguman, tidak seorangpun rela meninggalkan kekaguman tanpa musabab, jika hati menyatu dengan kehidupan yang diwarnai noda menyakitkan maka tak ayal lagi kita akan berbalik pada kehidupan penuh makna walau pun sekejap ternikmati.
padanan anugerah selalu bersama sang waktu, ketika tidak bergulir lagi irama cinta dalam nada seirama, kita tidak akan pernah berpaling darinya..