Seperti pada istana kaca terawang temaram keindahan mengumbar senyum, kuyakini itu cintaku, anugerahku dan kisaran asmaraku.
waktu telah meninggalkan kenangan tapi hati tetap mengalunkan seni merindu..
Banyak pembelajarn kehidupan mengungkung rasa, rasa mencintai, dicintai,, disakiti dan diberi janji..
tapi sosok anugerah kehidupan selayang pandang mengalunkan irama cinta, sulit berhenti mencintai kekaguman, tidak seorangpun rela meninggalkan kekaguman tanpa musabab, jika hati menyatu dengan kehidupan yang diwarnai noda menyakitkan maka tak ayal lagi kita akan berbalik pada kehidupan penuh makna walau pun sekejap ternikmati.
padanan anugerah selalu bersama sang waktu, ketika tidak bergulir lagi irama cinta dalam nada seirama, kita tidak akan pernah berpaling darinya..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
BAGIAN XIV IBUKU Mungkin ini jawaban doaku kalau akhirnya ibu datang ke apartemenku dengan tangis mengharu biru. Memelukku...
-
BAGIAN XIX MENGISI CATWALK LAGI Selanjutnya goresan-goresan tangan menari-nari di atas kertas disainku. Aku ingin melupakan pak Ar...
-
BAGIAN XVII PERWIRA HATI Ada sebuah alasan untuk berkenalan dengan dua orang polisi. Perkenalan yang dimulai saat aku kehilangan m...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar