Ketika jendela kamarku terbuka,, purnama itu menyembul menguntai warna keemasan, terangnya suasana terangnya rasa, terangnya hati terangnya asa.. seperti malam-malam sebelumnya. Detak rindu mengungkung suasana. Entah berapa banyak purnama kulewati, entah berapa untaian kata bergejolak tidak sampai juga. Namun aku tak pernah lelah. Aku tak pernah mampu menghalau keresahan angan.
Sosok penuh cinta itu tak pernah menghalau rasaku, tidak sedetik pun, setiap purnama mengungkap kata sama "Aku masih cinta". Juga ketika semua menjadi beku, ketika jiwa melewati dinginnya gunung es. ketika rasa mengukir seribu warna kecewa...
Hatiku tetap sama, hatiku kan selalu ada mengikuti gerak waktu bersama rasa.
Ketika airmata ini luluh di balik jendela kaca,, aku ingin berteriak " kenapa tidak ada yang sama ? kenapa ? kenapa luka tertoreh.
Dan setiap purnama kutatap, perihku membahana, lukaku menganga, beberapa purnama telah mengunci hati. hanya belaian hati yang selalu berkata "Aku takut dosa padaNya" itu yang mengungkungku pada rasa cinta yang selalu ada.. Cinta,, hanya cinta tanpa noda yang kian mengukir kekaguman.. hatimu kugenggam.. makna kehidupan akan berharap bersama purnama. Suatu saat datanglah .. hatiku masih dengan rasa yang sama..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
BAGIAN XIV IBUKU Mungkin ini jawaban doaku kalau akhirnya ibu datang ke apartemenku dengan tangis mengharu biru. Memelukku...
-
BAGIAN XIX MENGISI CATWALK LAGI Selanjutnya goresan-goresan tangan menari-nari di atas kertas disainku. Aku ingin melupakan pak Ar...
-
BAGIAN XVII PERWIRA HATI Ada sebuah alasan untuk berkenalan dengan dua orang polisi. Perkenalan yang dimulai saat aku kehilangan m...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar