Pada satu puri bersemayam satu jiwa mumpuni. Jiwa selalu ingin menerima dan ikhlas walau dalam kepahitan dan kepedihan tiada tara. Jiwa yang matang oleh pesona kehidupan.
Pada satu kertas dia menuliskan :
"Ketika aku menjadi yang terbaik di antara orang-orang yang sering mendzalimi dirinya sendiri aku merasa nyaman dengan kehidupan yang kujalani." Kucerna kalimat itu sebagai satu titik menggelitik. yang indah-indah dalam kehidupan ini kadang menimbulkan kedengkian orang lain sehingga dzalim, tapi yang paling penting dari segenap kehidupan ini adalah keindahan rasa ikhlas itu.. dan benar adanya. orang-orang dengki itu akan semakin tidak mampu menandingi orang-orang yang didzolimi.. Kasian nasibnya.
isi puri itu pelantum dendang aroma kebaikan.. dan ia adalah gelombang ketangguhan.. sahabat hatiku, bahagialah selalu
Langganan:
Komentar (Atom)
-
BAGIAN XIV IBUKU Mungkin ini jawaban doaku kalau akhirnya ibu datang ke apartemenku dengan tangis mengharu biru. Memelukku...
-
BAGIAN XIX MENGISI CATWALK LAGI Selanjutnya goresan-goresan tangan menari-nari di atas kertas disainku. Aku ingin melupakan pak Ar...
-
BAGIAN XVII PERWIRA HATI Ada sebuah alasan untuk berkenalan dengan dua orang polisi. Perkenalan yang dimulai saat aku kehilangan m...