Panjangnya jalan dapat diukur tapi panjangnya waktu sebuah penantian sangat sulit untuk diukur. Menikmati sang waktu dengan sebuah harapan laksana tinggal di ladang kosong. Untuk apa hati terdiam membeku ? apa arti sebuah kesetiaan ? Sangat sulit aku mengartikan, tapi kecintaan pada sosok yang kutunggu membuat aku kadang menjadi stagnas dengan hatiku sendiri.
Apa yang kutunggu ? cintamu, kedatanganmu atau kerapuhan yang akan semakin melekat. Aku tak tahu dengan diriku sendiri, yang aku tahu aku tidak pernah berhenti memeikirkannya, menanti dalam harapan tidak pasti. Tuhan sudah berapa lama aku berkubang dengan dosa di sini ? menanti dan menanti sebuah hati yang selalu kusinggahi dengan halusinasi. Mengukur waktu dalam kumparan pikiran dan duniaku sendiri. Mengapa sulit berhenti mencintainya ? mengapa sulit berhenti memikirkannya. Sososk keunggulannya semakin menikam jiwa. Lelaki sempurna yang kurundungkan dalam asmaraku, jiwa letihku, asmara kelamku. Di sini aku menunggu, menunggu dan menunggu...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
BAGIAN XIV IBUKU Mungkin ini jawaban doaku kalau akhirnya ibu datang ke apartemenku dengan tangis mengharu biru. Memelukku...
-
BAGIAN XIX MENGISI CATWALK LAGI Selanjutnya goresan-goresan tangan menari-nari di atas kertas disainku. Aku ingin melupakan pak Ar...
-
BAGIAN XVII PERWIRA HATI Ada sebuah alasan untuk berkenalan dengan dua orang polisi. Perkenalan yang dimulai saat aku kehilangan m...
wajah cintaku
BalasHapus